Semnas AIK pertama di UMS diadakan Desember 2018. Saya hadir sebagai utusan UNISA (Universitas ‘Aisyiyah) Yogyakarta, bersama Pak Iwan dan Pak Royan. Semnas tersebut satu rangkaian dengan call for paper dan bussiness meeting. Awalnya saya juga tidak faham apa itu bussiness meeting. “Apa hubungannya dengan AIK? Apakah di AIK akan dibentuk semacam jaringan pengusaha?” Saya ikuti saja alurnya. Ternyata, bussiness meeting itu membahas berbagai persoalan AIK di PTMA. Singkat cerita, bussiness meeting waktu itu memutuskan perlunya dibentuk kepengurusan bernama asosiasi lembaga al-islam kemuhammadiyahan, yang disingkat ALAIK.
Kepengurusan ALAIK segera disusun. Diajukan ke Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah. “Dilengkapi biodata,” saran Diktilitbang. Ternyata, tak mudah mengumpulkan biodata dimaksud. Sudah diopyak-opyak via grup whatsapp asosiasi lembaga AIK pun responnya hanya satu dua. Dijapri pun membuahkan hasil yang amat sangat lama. Membutuhkan kesabaran yang super duper ekstra. Walhasil, waktu kian mepet, sedangkan SK sebaiknya segera diturunkan, untuk memberikan kejelasan arah dan sikap. Terbitlah SK Kepengurusan ALAIK PTMA, isinya hanya sebatas pengurus harian dan koordinator divisi. Mengapa? Karena hanya data tersebut yang sudah siap.
Hari semnas 2 AIK Umsida kian dekat. Persiapan pelantikan pun dilakukan. Koordinasi antara ALAIK PTMA, Umsida dan Majelis Diktilitbang PPM dilakukan. Alhamdulillah rangkaian semnas 2 AIK Umsida berjalan lancar, pelantikan juga terselenggara sesuai dengan rencana. Mengharukan. Membanggakan. Syukur pada Allah atas segala karuniaNya.
Kerja ALAIK PTMA membentang luas di depan mata. Ada banyak agenda persoalan AIK yang musti dipecahkan oleh ALAIK. Paket kerja ALAIK harus dilanjutkan: semnas, call for paper dan bussiness meeting. Three in One. Semnas AIK merupakan penyegaran terhadap substansi AIK. Call for paper adalah partisipasi aktif AIK di bidang karya ilmiah. Bussiness meeting adalah forumnya membahas persoalan-persoalan AIK PTMA.
Bagaimana dengan peningkatan kualitas dosen AIK? Ya, ini akan dibahas dalam program kita selanjutnya.
Bagaimana dengan interneisyenel conference AIK? Desember 2019 ini UMS memulainya. Sedih juga tidak bisa mengejar deadlinenya karena penelian saya belum kelar. Namun demikian, terselip rasa bangga atas kesediaan UMS mengibarkan forum itu. Ke depan, interneisyenel conference diharapkan jadi fokus garapan ALAIK PTMA juga.
Omong-omong, ada berapa sih jumlah PTMA kita? Infonya, hingga awal November 2019, terdapat 165.
Apakah semua PTMA telah memiliki lembaga AIK? Nah itu dia.. belum! Nah, tugas ALAIK PTMA untuk mensupport terbentuknya lembaga AIK di setiap PTMA.
Mudahkah?
Mudah..
Hla gimana mudah, wong ngumpulin biodata saja susahnya minta ampyun..?
Hla ya diusahakan satu per satu.. Ok?
Sejumlah 165 PTMA itu? 😳
Hla iya..
Wuik!
Bismillah..
Oke.. oke..
Lalu apa langkah pasca semnas 2 AIK Umsida?
ALAIK PTMA akan segera audiensi dengan Majelis Diktilitbang PPM, Konsorsium Nasional LPPM PTMA, dan juga Majelis Dikti PP ‘Aisyiyah.
Apa agenda semnas AIK berikutnya? Telah ada beberapa kampus yang inden sebagai host semnas, al UMSU (tahun 2020), UM Metro Lampung (2021), UM Surabaya (2022) dan UHAMKA (2023).
Bagaimana kesiapan dana ALAIK? Bussiness meeting pertama di UMS telah memutuskan adanya iuran satu juta rupiah tiap PTMA per tahun.
Apakah yang dimaksud dengan virtual account ALAIK PTMA?
Virtual account ALAIK PTMA atau selanjutnya disingkat VA adalah metode pembayaran iuran ALAIK PTMA dengan aplikasi bank. Dengan sistem ini, tiap PTMA akan mengirimkan iurannya secara mudah dan praktis. Online. Data PTMA yang mentransfer iurannya akan langsung terekam di dalam sistem. Misal PTMA X mentransfer iurannya pada hari, tanggal, jam berapa.
Apa manfaatnya untuk ALAIK PTMA?
Tentu sistem ini akan memudahkan manajemen keuangan. ALAIK akan bisa segera mendeteksi PTMA mana saja yang sudah kirim maupun yang belum, dengan sekali klik. Transparansi keuangan antara sesama pengurus maupun dengan anggota diharapkan dapat terwujud. Kepercayaan antar individu itulah nilai dasar yang perlu kita bangun. Tanpa adanya rasa saling percaya, saling menghormati, saling mendukung, tidak mungkin kegiatan AIK PTMA berjalan baik. Itu karena AIK adalah core values.
- Kembali tentang virtual account atau VA. Bagaimana mekanismenya?
Bendahara ALAIK akan mendata satu nama dari PTMA di link
http://bit.ly/datalembagaAIKptma - Bendahara akan mengirimkan informasi tagihan iuran ke PTMA dan memberikan nomor VA ke email person yang telah ditunjuk PTMA yang namanya telah diisikan di link no 1 di atas.
- PTMA mentransfer iurannya pada ALAIK PTMA dengan nomor VA yang telah diberikan dari bank manapun, baik langsung dari bank ataupun dari ATM.
- Setelah transfer, otomatis PTMA akan memperoleh bukti pembayaran. ALAIK PTMA juga otomatis mengetahui adanya dana masuk dari PTMA tersebut, tanpa harus menunggu konfirmasi dari pengirim, apalagi bertanya-tanya ini kiriman dari siapa.
Mengapa ikhtiar ini perlu kita lakukan?
Karena agenda pengembangan AIK di PTMA ada banyak, maka sudah semestinya kita memulai langkah ini. Tidak mudah memang, namun saya yakin ini menjawab persoalan kita. AIK adalah core values PTMA yang musti kita carikan solusi alternatif-alternatif pengembangannya. Kebijakan-kebijakan AIK PTMA yang telah berhasil dirumuskan oleh Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah dan Majelis Dikti PP ‘Aisyiyah perlu ditindaklanjuti dalam dataran kongkrit kehidupan PTMA. Denyut nadi PTMA terus berdetak. ALAIK PTMA sudah saatnya tampil menjadi waltakun minkum ummatun yad’una ilal khair wayakmuruna bil ma’ruf wayanhauna ‘anil mungkar segolongan umat yang menyerukan kebaikan, mengajak kebajikan dan mencegah kemungkaran.
Tidak semua persoalan AIK bisa diselesaikan oleh ALAIK PTMA. Setidaknya kita bersama memiliki semangat untuk memikirkan, mengkaji dan menyelesaikan persoalan AIK PTMA, setahap demi setahap. Sak uprit tak apalah. Konsisten dan istiqamah semoga bisa kita lakukan terhadap langkah kecil kita. Kepada Allah jua kita serahkan segala daya dan upaya.[]
Yogyakarta, 24 November 2019.
Sri Lestari Linawati akrab disapa “Lina” ini sehari-hari mengabdi sebagai dosen UNISA Yogyakarta. Tinggal di Kanoman, Banyuraden, Gamping, Sleman. Pegiat literasi ini suka blusukan dari kampung ke kampung untuk mencerdaskan anak Indonesia. Allah menganugerahkan kecerdasan pada tiap individu, kita mengenalnya “multiple intelligence”, kecerdasan majemuk. Pelajaran ini Lina dapatkan dari empat buah hatinya, hasil pernikahannya dengan Arief Budiman Ch yang akrab disapa “Adim”.