Outbound adalah kegiatan hari terakhir Propemka (Program Pembentukan Karakter). Tahun 2018 ini outbound digelar untuk Propemka gelombang 1, 2, 4, dan 5. Belajar dari gelombang pertama, maka di gelombang 2 diusahakan ada tim dari mahasiswa. Tak ada rotan, akar pun jadi. Tak ada mahasiswa HW, mahasiswa IMM pun jadi.
Petang, hari pertama Propemka Gelombang 2, terkumpul 8 Immawati berdasarkan informasi dari IMM. Lina selaku fasilitator Outbound Management Training Tingkat Nasional Hizbul Wathan yang diberi amanah Outbound Propemka 2018 menyampaikan maksud dan tujuan penyelenggaraan outbound. Lina juga meminta kesediaan tiap Immawati. Memahami permainan dan melakukan dengan keikhlasan diharapkan dapat melancarkan jalannya permainan dan membuahkan karakter yang diharapkan.
Kedelapan Immawati itu bersedia membantu pelaksanaan Outbound Propemka antara lain:
Ariyanti, Keperawatan, asal Magelang (2,4,5)
Irma Handayani, Keperawatan, asal Sumbawa (2,4,5)
Risna Irawati, D4 TLM, asal Luwuk Sulsel (2,4,5)
Nurul Azizah, D4 TLM, asal Kulonprogo (2,4,5)
Sri Bulan, Psikologi, asal Sulteng (2,4)
Ogi Oprilia, Keperawatan, asal Cilacap (2)
Baiq Annisa, Biotek, asal Lombok (2)
Wahyuni, Biotek, asal Kota Yogyakarta (2)
Tema outbound ini adalah “Kepemimpinan dan Manajemen Konflik”. Permainan yang dilakukan sebagaimana outbound pertama, yaitu Ball Tossing, Birthday Line up, dan Blind Train. Pada permainan Ball Tossing peserta akan berlatih mengikuti ketentuan yang berlaku, mengenal nama dan asal kota teman satu kafilah, focus pada tujuan, kerjasama, kecepatan dan ketepatan. Pepatah mengatakan “tidak kenal, maka tidak sayang”. Ini menunjukkan bahwa saling mengenal itu penting. Nama teman dan berasal dari kota mana, diharapkan dapat meningkatkan saling pengertian akan budaya dan karakter tiap teman. Kerjasama, dengan demikian, dibangun dari sebuah rasa saling percaya. Kerjasama juga diharapkan memfasilitasi setiap pribadi menjadi lebih baik dan kian sempurna di hadapan Allah.
Pada permainan “Birthday Line Up”, peserta diajak melatih kekompakan tim menuju satu tujuan bersama. Setiap anggota mempunyai peran penting dalam pencapaian kesuksesan. Oleh karena itu kerjasama menumbuhkan semangat setiap individu untuk ikut berperan menyukseskan program. Ada kepedulian, empati. Diskusi dalam kelompok dilakukan agar dapat mengatur teknik dan strategi yana perlu dilakukan oleh tiap anggota kelompok.
Permainan “Blind Train” mengajak peserta kian meningkatkan kerjasama kelompok. Tantangan lebih besar lagi. Kepedulian, partisipasi dan peran tiap anggota sangat dibutuhkan bagi pencapaian sukses. Masalah yang timbul dalam kelompok harus dapat diatasi bersama. Rasa saling mempercayai, dengan demikian, menjadi urgen dan strategis untuk dilakukan. Tanpa adanya rasa saling percaya, sukses bersama mustahil dapat dicapai. Kepercayaan itu dilakukan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Pemimpin menjalankan tugasnya sebagai pemimpin, anggota pun menjalankan tugasnya sebagai anggota. Setiap bagian penting karena merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan satu dengan yang lain.
Permainan hari ini, Sabtu, 27 Januari 2018, berlangsung di halaman depan UNISA sisi utara. Hari ini UNISA Yogyakarta mempunyai 5 acara besar. Propemka sebagai agenda rutin tahunan bagi mahasiswa baru, kali ini digelar dalam 6 gelombang. Acara lainnya adalah Workshop Internasionalisasi Institusi, Peringatan Hari Gizi, Workshop Keperawatan dan Seminar Kebidanan. Pemanasan bagi peserta outbound pun dilakukan bersama dalam Senam memperingati Hari Gizi. Tepat guna dan saling menguntungkan.
Ini adalah beberapa komentar peserta Outbound 27 Januari 2018 yang dapat kami himpun.
Ilmi Oktaviani, D3 Kebidanan, Kafilah Satu.
“Permainan Ball Tossing memberikan hikmah bahwa kita harus selalu fokus, cekatan, membutuhkan kerjasama yang baik, mengingat, manajemen waktu. Saya menyadari bahwa kejadian atau gambaran tentang masalah yang terjadi pada game tersebut ada di kehidupan pribadi saya maupun di dunia kuliah.
Dalam menerima bola yang dilempar juga harus cekatan agar tidak jatuh dan salah terima. Kita juga harus teliti dalam hal apapun agar tidak ada kesalahan. Apalagi kami sebagai calon tenaga kesehatan yang seharusnya bisa melayani pasien dan masyarakat dengan baik.
Permainan Birthday Line Up melatih kerjasama, kepercayaan, kekompakan, cekatan, teliti. Kita harus selalu bekerjasama dalam satu kelompok atau dalam suatu organisasi agar selalu bisa mencapai tujuan yang diinginkan. Manajemen waktu sangat dibutuhkan.
Permainan Blind Train melatih kepemimpinan, kepercayaan, kerjasama, manajemen konflik, kepekaan, manajemen waktu.Masing masing dari kita adalah pemimpin, jadi setiap diri kita juga harus bisa memimpin diri kita sendiri agar bisa memimpin oranglain.
Banyak yang bisa saya dan teman teman ambil dari permainan yang telah diberikan oleh panitia. Kepemimpinan, kerjasama, manajemen waktu, kepercayaan itu sangatlah dibutuhkan di dalam kehidupan kita, apalagi pada suatu kelompok atau organisasi.”
Elvira Kartika N, D4 Teknologi Laboratorium Medis (TLM), Kafilah 7.
“Dari 3 game yang kami lewati kami bisa lebih mengenal teman-teman, hafal nama daerahnya, belajar lebih kompak dan lebih kreatif. Luaaar biasaa 🤩”
Shalma Alya Fadilla, D3 Kebidanan, Kafilah 8
Banyak sekali makna yang dapat diambil, diantaranya kerjasama yang baik. Seorang pemimpin tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, apabila tidak ada dukungan dari anggotanya.
Selain itu, menjadi seorang pemimpin harus bisa mengkondisikan anggotanya. Mulai dari ketepatan waktu, cara yang efektif dan efisien untuk menyelesaikan suatu masalah, berani mengambil resiko serta sabar menghadapi persoalan di komunitasnya.
Dan permainan ini melatih beberapa sikap seperti manajemen konflik, melatih konsentrasi dan kerjasama.
Luthfy Nur Fadhila Putri, D3 Kebidanan, Kafilah 9
Kesan yang dapat dipetik dari ketiga permainan tersebut adalah kekompakan, kepekaan dalam merespon perintah, dan berkeinginan untuk mencapai suatu keberhasilan. Dapat saya simpulkan bahwa kita butuh kerjasama antara anggota satu dengan yang lain.
Dina Riska Anisa, D3 Kebidanan, Kafilah 11
Dapat bekerja sama dengan tim, mengatur waktu sedisiplin mungkin, memahami satu sama lain, konsentrasi, dan memecahkan masalah secara kelompok.
Aprialis, D3 Kebidanan, Kafilah 12
Hari ini saya dan kelompok saya mengikuti 3 permainan. Dalam permainan tersebut kami mendapatkan pengalaman baru dan pelajaran. Permainan ball tossing mengajarkan kami untuk mengenal lebih jauh nama teman dan asal daerah teman, fokus dan lebih berhati-hati.
Permainan Birthday Line Up mengajarkan kami untuk fokus, berhati-hati, peka terhadap temannya, kompak dan kerja sama yang baik. Dari permainan Blind Train kami belajar fokus, kompak, peka, koordinasi dengan baik, percaya bahwa pemimpin bisa memandu, dan pemimpin harus cepat dalam mengambil keputusan.
Safitri Anda Resta, D4 TLM, Kafilah 13
Kita menjadi lebih banyak mengenal satu sama lain teman-teman TLM, melatih kekompakan, kerjasama tim, manajemen waktu, melatih kesabaran, dan harmonisasi dalam kerja kelompok. Kami berharap dapat mengaplikasikannya dalam dunia kerja yang nyata.
Lisa Wahyuningrum, D4 TLM, Kafilah 14
Banyak pelajaran yang dapat kami ambil. Melatih kesiapan, kesigapan, kecepatan dan saling mengenal satu dengan lainnya. Pada permainan Birthday Line Up kita dapat belajar tentang kepentingan mengatur strategi dan kerjasama dalam mencapai suatu tujuan dengan cepat dan tanpa kesalahan.
Permainan Blind Train memberikan pelajaran pentingnya seorang pemimpin dan kerjasama dalam suatu kelompok.
Indi Rafani Ayu Ranaris, D4 TLM, Kafilah 16
Kami mengalami kegagalan dalam permainan tersebut. Faktor penyebab kegagalan kami adalah kurangnya komunikasi, strategi, dan menegemen waktu. Kami mendapatkan pelajaran: 1. Team work dan kekompakan, 2. Menambah keakraban, 3. Menambah wawasan, 4. Mengetahui asal daerah dari teman satu tim, 5. Menambah daya ingat, dan 6. Belajar komunikasi dalam suatu tim.
Pada permainan pertama, Birthday Line Up, kami belajar bahwa dibutuhkan kecepatan, baik kecepatan dalam pemecahan masalah maupun kecepatan dalam melakukan pergerakan / perpindahan. Dibutuhkan juga ingatan tentang ciri fisik teman maupun data diri seperti tanggal lahir, strategi dan pemahaman. Tidak boleh ada kesalahan.
Pada permainan kedua, Blind Train, kami kurang mulus. Banyak sekali kesalahan seperti berbicara, tertawa, dan menendang rintangan sebanyak 2x. Dari permainan ini kami belajar fokus yang tinggi, ketepatatan pemandu/ pimpinan memberikan arahan, anggota juga harus respon terhadap arahan, cepat, diperlukan kepercayaan pada orang di belakang yang memberikan arahan.
Pada permainan ketiga, Ball Tossing, terjadi 1 kesalahan, yaitu bola jatuh, tidak berhasil ditangkap. Kami belajar perlunya self control agar tidak panic. Panik dan gugup akan menyebabkan tidak bisa menangkap bola dan sulit menyebutkan nama serta asal kota teman. Juga sangat diperlukan fokus, agar dapat menyebutkan nama teman dan asalnya dengan benar. Dari permainan ini kita dapat menghafal lebih mudah tentang teman kita.
Dari ketiga permainan itu dapat disimpulkan bahwa setiap individu harus belajar fokus, untuk juri dibutuhkan kejujuran dan ketelitian dalam menilai permainan, untuk pemimpin dibutuhkan kesabaran dalam memimpin dan kebijaksanaan, bagi anggota di dapatkan kemampuan melatih fokus, sabar, insting kuat, kepercayaan, kekompakan.[]