Penyerahan beasiswa ini digelar di pendopo Parasamya Sleman, Rabu (11/10) dan dihadiri oleh Bupati Sleman Dra. Kustini Sri Purnomo dan Rektor UNISA Yogyakarta, Dr. Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat. beserta jajaranya masing- masing. Sebanyak 97 mahasiswa penerima program JPS, berasal dari Kabupaten Sleman dari berbagai program studi yang ada di Unisa Jogja.
Dalam sambutannya, Bupati Sleman menyampaikan bahwa mahasiswa yang mendapatkan beasiswa JPS ini termasuk dalam kategori terpilih, mengingat hanya 200 dari 700 calon mahasiswa yang berhak menerima program ini. Ia menekankan bahwa kecerdasan moral saja tidak cukup, dan mahasiswa yang menerima beasiswa ini diharapkan juga cerdas secara sosial dan spiritual.
“Program JPS ini tidak hanya untuk mengembangkan kapasitas akademik, tetapi juga untuk membentuk karakter yang kuat dan memiliki kepedulian sosial yang tinggi demi membangun Kabupaten Sleman,” ungkap Kustini.
Bupati Sleman berharap agar para mahasiswa yang menerima beasiswa ini dapat memanfaatkan sebaik mungkin kualitas yang ada di UNISA Jogja. Bupati mengingatkan kepada para mahasiswa agar selalu berkomitmen untuk belajar dan berkembang, tidak hanya sebagai individu yang cerdas, tetapi juga sebagai agen perubahan yang positif dalam masyarakat.
Rektor UNISA Jogja Dr. Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat, juga memberikan sambutan dalam acara tersebut. Rektor menyampaikan harapannya bahwa para mahasiswa yang menerima beasiswa dari Pemkab Sleman akan menjadi manusia yang berkualitas dan berkontribusi dalam membangun dan memajukan Sleman, serta tentunya untuk bangsa Indonesia secara keseluruhan.
“UNISA terus berkomitmen untuk bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Sleman demi mencerdaskan generasi masa depan. Kami berharap kerjasama ini akan memberikan manfaat yang besar bagi perkembangan pendidikan dan pembangunan di Sleman,” ujar Warsiti. Penyerahan beasiswa Program Jaring Pengaman Sosial ini adalah langkah konkret dalam mendukung pendidikan dan pembentukan karakter generasi muda yang berkualitas. Dengan dukungan dari UNISA Yogyakarta dan Pemerintah Kabupaten Sleman, diharapkan mahasiswa penerima beasiswa akan mampu mengembangkan potensi mereka secara maksimal dan menjadi agen perubahan yang positif dalam masyarakat.
oleh admin | 22 Rabi'ul Awwal 1445 H | 07 Oktober 2023 M | Berita, News
Cuaca panas Indonesia melanda sebagian wilayah di Indonesia beberapa hari terakhir ini. Suhu panas pada siang hari dapat mencapai kisaran 35- 38.0°C jauh melebihi dari batas maksimal kenyamanan suhu di Indonesia yg berkisar antara 22- 26 °C.
Dosen Program Studi ArsitekturUniversitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, Indah Pujiyanti, S.T., M.Sc menyampaikan kondisi panas ekstrem ini tentu saja menyebabkan ketidaknyamanan kita dalam beraktifitas di luar ruangan maupun di dalam ruangan. Kita mungkin bisa saja menggunakan AC untuk menurunkan suhu ruangan, akan tetapi hal tersebut tentu saja memiliki dampak dalam penggunaan energi listrik yang cukup besar dan justru dapat menjadi salah satu penyebab efek pemanasan global. Maka dari itu, sebenarnya ada beberapa alternatif dari teknik passive cooling yang sebenarnya dapat kita terapkan untuk meminimalisir penggunaan AC tersebut. Setidaknya bisa kita terapkan di desain rumah tinggal kita masing- masing.
Solusi Alternatif
Indah menjelaskan bahwa teknik passive cooling merupakan metode pendinginan alami dengan rekayasa desain arsitektur. Beberapa teknik passive cooling yang dapat kita terapkan untuk menurunkan suhu dalam ruangan antara lain dengan teknik ventilatif cooling yaitu mendesain sistem ventilasi silang pada bangunan. ventilasi silang tidak hanya menyediakan ventilasi yang terbuka di dua sisi saja akan tetapi dengan menempatkan lubang-lubang ventilasi di dua sisi dengan ketinggian yang berbeda hal ini diupayakan untuk mengeluarkan suhu panas dari sisi ventilasi yang lebih tinggi.
Alternatif passive cooling berikutnya adalah dengan rongga udara pada atap bangunan yaitu dengan penggunaan atap limasan/pelana yang tinggi dan hindari penggunaan atap datar, karena pada dasarnya suhu panas akan bergerak ke bagian atas bangunan sehingga suhu panas tidak berada di ketinggian efektif ruang untuk beraktifitas.
Selain ventilative cooling dan pemanfaatan rongga udara, adapula teknik evaporatif cooling yaitu dengan memberikan elemen air di sekitar bangunan kita sehingga panas matahari yang datang dapat tereduksi oleh air dan suhu yang masuk dalam ruangan akan lebih rendah dari pada suhu luar ruangan.
Teknik passive cooling terakhir yang dapat kita upayakan adalah dengan penghijauan yaitu memperbanyak area hijau dan pepohonan di sekitar rumah sehingga radiasi matahari yang masuk ke dalam ruangan dapat tereduksi dan bayangan dari tajuk pohon dapat memberikan keteduhan dibeberapa bagian rumah. Dengan menerapkan teknik passive cooling yang tepat pada bangunan diharapkan kita masih dapat beraktifitas dengan nyaman ditengah cuaca panas Indonesia yang ekstrem terjadi beberapa hari terakhir ini dan yang paling utama adalah penggunaan energi listrik dalam bangunan dapat diminimalisir seoptimal mungkin.
oleh admin | 22 Rabi'ul Awwal 1445 H | 07 Oktober 2023 M | Berita, News
Universitas Aisyiyah Yogyakarta (UNISA) merayakan momen bersejarah dengan penerimaan Surat Keputusan (SK) Guru Besar, Prof. Mufdlilah, S.Si.T., M.Sc., sebagai profesor perempuan pertama di Indonesia bidang ilmu Kebidanan. SK diserahkan langsung oleh Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V, Prof. Drh. Aris Junaidi, Ph.D. Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Badan Pembina Harian dan jajaran struktural universitas. Kegiatan ini digelar di ruang sidang Gedung Siti Moendjiyah UNISA Yogyakarta, Jumat (6/10).
Prof. Mufdlilah merasa sangat bersyukur atas pencapaian guru besar ini. ‘’Pencapaian prestasi ini, sangat membanggakan bagi saya dan UNISA tentunya, dalam rangka mendukung penjaminan mutu institusi dengan harapan nantinya akan banyak yang mendapatkan kesempatan memperoleh jabatan fungsional GB semoga akan lebih banyak memberikan kebermaknaan untuk UNISA’’, ungkapnya.
Dalam sambutanya, Rektor UNISA Yogyakarta, Dr. Warsiti, S.Kp.,M.Kep.,Sp.Mat mengucapkan selamat kepada Profesor Mufdlilah atas prestasi gemilangnya.
“Kami atas nama seluruh pimpinan mengucapkan selamat kepada Profesor Mufdlilah yang pada hari ini telah menuai hasil yang diperjuangkan dan didukung oleh civitas akademika. Semoga hari ini menjadi semangat dan motivasi untuk terus bisa menguatkan kapasitas dan kualitas diri’’ungkapnya.
Lebih lanjut Warsiti menyampaikan, jabatan Guru Besar adalah jabatan puncak akademik. Harapannya melalui capaian ini UNISA Yogyakarta terus berkembang menjadi universitas yang unggul.
‘’Semoga pencapaian ini menjadi virus positif untuk civitas agar kita semua semangat untuk meraih Guru Besar,’’ harapnya.
Sementara itu Ketua Badan Pembina Harian (BPH) UNISA Yogyakarta, Dr. Noordjannah Djohantini, MM., M.Si menyampaikan bahwa dengan diserahkannya SK ini, semoga UNISA semakin unggul dan berkemajuan. Prof Mufdlilah merupakan Guru besar kebidanan pertama di Indonesia, hal ini perlu diapresiasi karena kebidanan menjadi cikal bakal berdirinya UNISA. Kebidanan sangat lekat dengan perempuan dan UNISA dikelola oleh organisasi perempuan.
‘’Kami atas nama BPH merasa bangga atas capaian guru besar,’’ kata Noordjannah.
Guru besar di lingkungan UNISA memiliki tanggung jawab dalam pendidikan dan juga ada misi lain yang diharapkan untuk Persyarikatan Muhammadiyah. Kehadiran Guru Besar memberikan pengaruh yang signifikan dan positif. Harapannya akan makin berkhidmat dan memberikan teladan untuk kita semua.
Kepala LLDIKTI Wilayah V, Prof. drh Aris Junaidi, Ph.D memberikan apresiasi terhadap prestasi Profesor Mufdlilah. Dedikasi dan komitmen di dunia pendidikan kebidanan adalah inspirasi bagi bidang ilmu kebidanan. Profesor Mufdlilah telah menunjukkan bahwa dengan tekun melakukan tridarma perguruan tinggi, kita bisa mencapai puncak akademik Guru Besar. Ini adalah contoh nyata bahwa perjalanan daripendidikan vokasi hingga mencapai Guru Besar adalah seuatu yang mungkin untuk diupayakan.
Lebih lanjut Prof. Aris menyampaikan bahwa Profesor bidang kebidanan memiliki peran signifikan di era disrupsi untuk dunia kesehatan.
‘’Mendapat amanah ini wajib disyukuri dan dioptimalkan untuk kemajuan pengembangan kampus, akademik, dan bermanfaat untuk masyarakat,”pesannya.
Penyerahan SK Guru Besar Bidang Ilmu Kebidanan kepada Profesor Mufdlilah menjadi sejarah baru dalam dunia kebidanan di Indonesia dan membawa harapan besar untuk perkembangan ilmu kebidanan dan pendidikan tinggi di Tanah Air. Dengan dedikasi dan komitmen yang tinggi, Profesor Mufdlilah telah membuktikan bahwa prestasi luar biasa dapat diraih dengan kerja keras dan tekad yang kuat.
oleh admin | 19 Rabi'ul Awwal 1445 H | 04 Oktober 2023 M | News
Dalam rangka pelaksanaan Catur Dharma Perguruan Tinggi, Program Studi Gizi, berkolaborasi dengan Prodi Kebidanan, Prodi Psikologi dan Prodi Gizi Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta mengadakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di Kampung Bharu Malaysia. Kegiatan Pola Pemantauan Tumbuh Kembang Anak di wilayah Pimpinan Ranting Istimewa Aisyiyah (PRIA), Kampung Bharu Malaysia diketuai oleh Faurina Risca Fauzia (Prodi Gizi), dan beranggotakan Evi Wahyuntari (Prodi Kebidanan), Ratna Yunita Setiyani Subardjo (Prodi Psikologi), serta dibantu 3 mahasiswa. Kegiatan ini diselenggarakan dengan melibatkan perwakilan Ibu-ibu Majelis Kesehatan, orang tua, anak-anak, dan juga akademisi yang aktif di kegiatan persyarikatan ‘Aisyiyah, yang mana kegiatan ini dapat berjalan lancar atas dukungan dari ketua Pimpinan Ranting Istimewa ‘Aisyiyah Malaysia.
Inisiasi pemantauan tumbuh kembang anak yang tinggal di Wisma Sabarudin, Kuala Lumpur dilatarbelakangi keadaan tempat tinggal yang berdekatan dengan tempat pembuatan sampah sementara dan kebiasaan hidup anak-anak yang kurang sehat, makan tidak teratur, dan kurang diperhatikan dengan baik oleh orangtuanya. Ada sekitar 20an anak yang tinggal di Wisma Sabarudin dengan kondisi setiap harinya hidup di jalanan, orangtuanya kerja dari pagi sampai larut malam, makan seadanya, baju seadanya, dan kurang kasih sayang/ perhatian dari keluarga terdekat. Mereka sering meminta dan mendekati orang di pinggir jalan kota untuk mendapatkan belas kasihan ataupun sesuap makan.
Program pemantauan tumbuh kembang anak ini terdiri dari serangkaian kegiatan dari diskusi dan berbagi informasi bersama orang tua dari anak jalanan, mengadakan cooking class, senam cegah stunting, pendampingan kesejahteraan emosional dan layanan konseling. Kegiatan pertama ini dilaksanakan secara hybrid, menggunakan zoom meeting dan dilanjutkan pengukuran berat badan tinggi badan anak pada Selasa, 19 September bulan lalu di Malaysia. Berdasarkan informasi dari ketua Pimpinan Ranting Istimewa ‘Aisyiyah Malaysia, Ibu Silmi yang disampaikan melalui zoom meeting, beliau turut serta mendampingi jalannya kegiatan ini dan memberikan sambutan juga apresiasi yang sangat luar biasa atas terwujudnya program pemantauan kesehatan dan tumbuh kembang anak di Wiswa Sabarudin ini merupakan sebuah niat yang luhur untuk menginisiasi terwujudnya anak yang sehat dan bebas stunting. Adanya program pemantauan tumbuh kembang yang pertama kali ini semoga menjadi perhatian bagi orangtua untuk selalu memperhatikan kondisi anak dan memberikan makanan juga perhatian yang cukup untuk mereka kedepannya. “Kami harap kegiatan ini dapat terus berkelanjutan dan menjadi semangat baru untuk bergerak bersama mengenalkan anak tentang perilaku hidup bersih dan sehat, suka makan sayur dan buah, senang berolahraga, dan rajin cuci tangan sebelum makan”. Harapannya setelah terbentuk program pemantauan tumbuh kembang anak ini di Kuala lumpur Malaysia, akan segera muncul posyandu anak di tiap rantingnya yang dikelola oleh kader persyarikatan dari majelis kesehatan sehingga bisa merasakan manfaatnya dan kaderisasi segera terwujud nantinya untuk mewujudkan generasi berkualitas.
oleh admin | 17 Rabi'ul Awwal 1445 H | 02 Oktober 2023 M | News
Yogyakarta, 2 Oktober 2023 – Wisuda Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta dihadiri oleh Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V, pada Sabtu (30/9). Kehadirannya dalam acara tersebut memberikan sambutan dan pesan penting bagi para lulusan.
Dalam sambutannya di Convention Hall Walidah Dahlan UNISA Yogyakarta, Kepala LLDIKTI Wilayah V, Prof. drh. Aris Junaidi, Ph.D., menyampaikan bahwa wisuda adalah saat yang sangat penting dalam perjalanan akademik, di mana para lulusan mempertanggungjawabkan gelar mereka secara moral dan intelektual. Ia mengingatkan para lulusan bahwa wisuda hanyalah awal dari perjuangan mereka, terutama saat memasuki dunia kerja yang sesungguhnya. Di dalamnya, diperlukan keuletan yang tinggi dan semangat juang yang kuat, yang akan menentukan masa depan.
Kepala LLDIKTI Wilayah V juga memberikan penekanan pada keterampilan yang harus dimiliki oleh lulusan untuk sukses di dunia nyata. Antara lain, keterampilan dalam pemecahan masalah, kemampuan bekerja dalam tim dengan baik, etika kinerja yang tinggi, kemampuan menganalisis untuk pengambilan keputusan yang tepat, dan keterampilan komunikasi yang efektif untuk menjual ide-ide.
Selain itu, Prof Aris juga menekankan pentingnya menjadi pembelajar sepanjang hayat. Ia mengajak para lulusan untuk terus berjuang untuk mengembangkan diri dan selalu mencari peluang untuk belajar dan tumbuh.
Tidak hanya itu, Kepala LLDIKTI Wilayah V juga mendorong hubungan yang baik antara lulusan dan kampus UNISA Yogyakarta. ‘’Para lulusan harus menjaga hubungan baik dengan universitas, mendukung kegiatan universitas, dan memberikan masukan dan umpan balik yang konstruktif untuk perkembangan dan kemajuan UNISA Yogyakarta’’, ungkapnya. Dengan kata-kata bijak dan dorongan dari Kepala LLDIKTI Wilayah V, para lulusan UNISA Yogyakarta diharapkan dapat menjalani perjalanan mereka dengan semangat dan tekad yang tinggi. ‘’Wisuda ini bukanlah akhir, tetapi awal dari perjuangan yang lebih besar dalam mencapai kesuksesan di masa depan’’, pungkasnya.