Saya tidak tahu persis dari mana saya harus memulai tulisan ini. Hujan terus turun sejak tadi sore, seakan menyapa kehambaan kita. Allah ada, selalu mencipta dan mencipta. Hati terus bergulat antara sifat kemanusiaan dan jiwa yang akan kembali pada Sang Pencipta. Saya pun manusia biasa, butuh perjuangan untuk menghadirkan Allah dalam kehidupan sehari-hari.
Kemarin sore, sepulang dari kampus, sangat ingin segera menuliskan terima kasih saya pada Pak Emcho yang telah mengirimkan buku terbarunya “Virus Emcho”. Saya belajar hakikat dan makna ketulusan dari sosok Alumnus International Writing Program di University of Iowa (1993). Hahaha.. lagi-lagi saya dihadapkan pada makna iman. Iman yaitu keyakinan yang diucapkan, diyakini dalam hati dan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Maksudnya?
Begini. Saat hendak menulis, tiba-tiba Bu Islam dan Pak Royan meminta saya memandu outbound untuk “besok pagi” (tadi pagi, red). Gedubrak! Besok pagi! Tak ada pendamping pula dari Hizbul Wathan Kafilah UNISA. Mardatillah ketua UKM HW untunglah segera menghubungi saya. Dia menyampaikan maaf karena tidak bisa membantu. Mahasiswa sudah pulang liburan, lainnya sedang tunaikan kewajiban praktikum.
Sebagai manusia biasa, jujur saya bingung dan agak nervous. E.. hla kok ya ndilalah baru saja saya belajar memahami hakikat dan makna ketulusan. Mengambil ibrah ketulusan dari sosok Kepala Pusat Bahasa UNESA ini, mendorong saya melaksanakan saja tugas itu apa adanya, semampunya. Pasrah saja. Siapapun dan berapapun yang akan membantu outbound, saya berserah diri saja kepada Allah. Teknik dan strateginya baru bisa disusun lanjut setelah tahu berapa kekuatan yang dimiliki.
Jam 07.00 koordinasi persiapan Outbound di ruang transit dosen Gedung B lt 1 UNISA. Ternyata hanya Bu Devin seorang. Bismillah.. Briefing singkat, bla.. bla.. bla.. Jam 07.30 acara dimulai. Alhamdulillah outbound propemka yang diikuti 250 mahasiswa Perawat dan Gizi dapat berlangsung sesuai dengan rencana. Game Ball Tossing, Birthday Line Up dan Blind Train digelar untuk tema “Kepemimpinan dan Manajemen Konflik”. Saat debriving, mahasiswa menyatakan senang dan mengambil hikmah dari ketiga permainan tersebut. Alhamdulillah. Allah akbar. Kuasa Allah saja.
Berikut adalah komentar mahasiswa tentang outbound “Kepemimpinan dan Manajemen Konflik”
Nama : Eko Arvin Witanto/ Ilmu Keperawatan 1B
Alhamdulillah Bu hari ini senang sekali. Setelah 3 hari 2 malam mengikuti acara Propemka, dilanjutkan outbound. Rasa penat dan bosan hilang seketika. Kita diajarkan tentang kepemimpinan dan manajemen konflik, Di sini saya belajar bahwa jadi pemimpin itu susah. Pemimpin dituntut untuk tanggungjawab, amanah, dan adil. Untuk apa? Demi terlaksananya kelompok/organisasi yang kompak dan berkemajuan. Terima kasih ilmunya, Bu 🙏😊
Nama: Komang Doniawan/ Ilmu Keperawatan 1B
Kesan kesan saya selama mengikuti Propemka selama 3 hari ini sangat menyenangkan, menarik dan menambah pengalaman yang luar biasa .
Dari ketiga permainan “Kepemimpinan dan Manajemen Konflik”, menurut saya, kita tidak begitu mudah menjadi seorang pemimpin yang baik. Kita harus melewati banyak rintangan untuk menjadi pemimpin yang cerdas dan tegas. Bagaimana mengarahkan ke depannya agar lebih baik, sangat diperlukan dari seorang pemimpin.
Nama : Dian Alifah Kumala Dewi/S1 Gizi
Menurut pendapat saya, dari permainan “Kepemimpinan dan Manajemen Konflik” saya belajar bagaimana cara memanaj atau mengatur konflik agar dapat terpecahkan. Dengan cara berkoordinasi dengan anggota, sebagai pemimpin harus bisa mengatur dan meminimalisir kesalahan tersebut. Dan sebagai anggota harus menuruti perintah pemimpin dan mampu bekerja sama dengan anggota lain maupun pemimpin. Sebagai anggota juga harus menerima pendapat orang lain agar misi dapat tercapai. Dan sebagai pemimpin harus bisa mengatur bagaimana strategi agar misi tercapai dan akhirnya konflik tersebutdapat terpecahkan.