Beberapa pertanyaan yang diajukan kepada panitia, memaksa saya menulis. Semoga tulisan ini mampu menjawab pertanyaan yang diajukan. Harapannya, artikel bisa masuk sesuai yang diharapkan, Sesuai dengan semangat awal penyelenggaraan acara ini, yaitu menggerakkan tradisi menulis. Kata Pak Imron, “Menulis itu tradisi shalafush shalih”. Beliau juga selalu memotivasi “Tulisanmu adalah warisanmu.”
“Pingiiin, tapi tidak bisa menulis…”
“Dari mana kami mulai menulis?”,
“Temanya satu atau semua?”
Ibu, Bapak Dosen dan Karyawan UNISA, dan Teman-teman mahasiswa UNISA, kita semua adalah keluarga besar civitas akademika UNISA.
Ketika pandemic covid-19 ini akhirnya ditindaklanjuti Rektor dengan edaran untuk Work From Home dan Learning From Home, sebagaimana Ibu/ Bapak/Saudara, saya pun kaget. Shock.
Namun tidak ada pilihan. Kita wajib menjalani dengan ikhlas. Menjalani sesuatu yang sebelumnya belum pernah kita pikirkan. Bekerja dari rumah. Belajar dari rumah. Produktifitas kerja dan etos kerja, semuanya kitalah yang mengendalikan. Tidak ada pimpinan dan kepala unit di samping kita. Tidak teman sesame pegawai pun yang mengawasi kita. Kita bekerja benar-benar dari rumah. Yang ada hanya kita dan Allah.
Kita mau mulai kerja, yang kita lapori hanya Allah.
Kita mau menuntaskan pekerjaan atau menundanya lain waktu, hanya Allah yang Maha Tahu.
Karena semuanya serba online, WFH Memaksa kita mengasah ketrampilan komunikasi, baik dengan mahasiswa, rekan kerja, maupun dengan atasan. Salah paham itu biasa. Tidak perlu marah atau dimasukin hati. Cukup dipahami apa persoalannya, lalu carilah solusinya. Masalah kecil tidak perlu dibesar-besarkan.
Nah, satu hal yang bisa dituliskan adalah bagaimana respon pertama Anda terhadap Surat Edaran Rektor UNISA no 314/ UNISA/ Au/ III/ 2020 tentang Pembatasan Secara Penuh Aktivitas di Kampus Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
Kedua, peluang dan hambatan yang Anda hadapi terkait kuliah online.Bagaimana Anda mengatasinya?
Ketiga, Sejak kapan Anda mengenal Muhammadiyah, ‘Aisyiyah dan UNISA Yogyakarta? Jelaskan.
Keempat, Ibu/ Bapak/ Saudara dapat menjelaskan skilas tentang Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, gerakan tajdid dan gerakan dakwah yang Anda ketahui. Bisa juga sampai mengenal “Panduan Ibadah dalam kondisi Darurat Covid-19” yang telah dikeluarkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Kelima, apakah Ibu/ Bapak/ Saudara mengenal sosok dr. Erwin Santosa, Sp.A., M.Kes? Apakah beliau menginspirasi Anda?
Keenam, Bagaimana peran Anda dalam menangani covid-19, apapun kedudukan dan jabatan Anda. Tuliskanlah.
Ketujuh, bagaimana Anda menjaga fisik tetap sehat wal afiat dan mampu bekerja optimal?
Kedelapan, bagaimana persiapan mental dan spiritual yang Anda lakukan hingga saat ini agar mampu bekerja dengan sebaik-baiknya?
Kesembilan, apakah harapan Anda kepada pemerintah dalam penanganan covid-19 ini?
Kesepuluh, apakah harapan Anda kepada masyarakat dalam situasi covid-19 saat ini?
Kesebelas, bagaimana refleksi covid-19 bagi kita Anda salah satu warga civitas akademika UNISA. Kampus kita kampus kesehatan. Sudah saatnya kita bergerak menulis, membantu masyarakat untuk lebih bijak menyikapi informasi. Ta’awun perlu dimaknai dalam tataran yang lebih kongkrit.
Ada tenaga medis yang ditolak oleh masyarakat tempat tinggal tenaga medis tersebut.
Ada jenazah tenaga medis yang ditolak pemakamannya di daerah tersebut oleh segelintir masyarakat yang mengatasnamakan warga.
Dua hal itu mengundang keprihatinan kita semua, baik tenaga medis maupun pemerhati pendidikan. Hal itu mengajarkan pada kita pentingnya edukasi tentang kesehatan, pendidikan dan agama kepada masyarakat secara terus menerus dan berkelanjutan.
Menurut Anda, bagaimanakah kehidupan bermasyarakat yang sebaiknya Anda bangun, agar keluarga Anda sakinah, Anda bisa bekerja di rumah sakit dengan baik, masyarakat bisa menerima kehadiran Anda dan mendukung program kesehatan dan pendidikan.
Apakah harus seperti itu?
Tidak… Itu kan semacam kisi-kisi bantuan. Dipakai, boleh. Menggunakan kreasi Anda sendiri, tentu boleh banget.. Anda bebas menulis dari mana, menulis dengan gaya apa saja.
Mengirimkan naskah untuk UNISA Yogya Menulis berarti berpartisipasi sebagai warga civitas akademika UNISA. Semoga ikhtiar kecil kita ini bermanfaat bagi masyarakat dan menjadi pintu terbukanya ampunan dan maghfirah Allah. Kita juga berharap, dengan menulis artikel covid-19 bersama UNISA Yogya Menulis, ukhuwah kita semakin erat dan membuka lebar pintu-pintu kasih sayang Allah. Sungguh Allah telah mengajarkan dengan kalam. Mengajarkan pada kita apa yang tidak kita ketahui, lalu kita menjadi tahu.[]
Yogyakarta, 22 April 2020
Sri Lestari Linawati adalah Dosen UNISA Yogyakarta. Anggota LPPI UNISA. Pengelola Asrama UNISA. Pembina UKM HW Kafilah UNISA. Pengurus ALAIK PTMA (Asosiasi Lembaga Al-Islam Kemuhammadiyahan Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah)